Abad Es Kecil (LIA) 13-19
Abad 13-19
Belahan bumi utara mengalami pendinginan suhu dramatis, diselimuti iklim Artik, kedinginan esktrem, dan musim panas basah.
LIA
The Little Ice Age atau Abad Es Kecil telah dampaknya telah memorakporandakan pertanian, kelaparan, dan menewaskan jutaan manusia secara meluas. Suhu baru berangsur naik pada 1850.
Dampak Global
Bencana berdasarkan waktu terjadinya/berlangsung sering dikategorikan pada bencana yang datangnya secara tiba-tiba atau seketika (rapid onset disaster). Namun fenomena Abad Es Kecil atau sering disingkat LIA merupakan fenomena bencana alam musim dingin yang berkepanjangan (slow onset disaster) sejak abad 13 hingga 19. Salju turun dan cuaca dingin esktrem terus berlangsung di belahan bumi utara hingga masa puncaknya pada 1500 dan 1850.
Penyebab bencana LIA hingga kini masih diperdebatkan. Terdapat pendapat, LIA diakibatkan oleh berkurangnya intensitas cahaya matahari dan/atau kegiatan gunung berapi yang berakibat emisi asap menyelimuti atmosefer. Cahaya matahari kurang menyinari permukaan bumi. Pada puncak musim panas pun terjadi kemarau basah dengan intensitas panas matahari yang amat minim.
Bencana iklim yang langka selama tujuh abad tersebut pada puncak musim dingin memunculkan fenomena ganjil. Di Amerika Serikat orang bisa berjalan kaki di atas es dari kawasan Manhattan menuju Pulau Staten melalui Pelabuhan New York. Demikian pula di Inggris, warga bisa berjalan-jalan di atas sungai Thames, London yang telah membeku menjelma menjadi sungai es.
Sekilas nampak memunculkan kegiatan kesenggangan yang menyenangkan. Seluncur es (ice skating) menjadi kegiatan manusia sehari-hari. Anak-anak bermain bola salju dan bermain seluncur. Namun ternyata pada jangka panjang LIA telah merugikan sektor pertanian dan pangan dalam nilai yang tidak terperikan.
Panen Singkat
Masa pertumbuhan menjadi amat singkat hanya dua bulan. Jumlah tanaman berkurang. Benih tidak bisa bertumbuh yang tersisa di lahan pada akhir masa tanam disertai pertumbuhan jamur pada tanaman selama musim dingin basah. Ternak mati karena kedinginan dan juga kekurangan pakan. Kelaparan mencapai sekira 1,5 juta orang meninggal di Eropa pada 1315 dan gagal panen di Perancis pada 1693 memakan jutaan manusia korban meninggal. Keduanya menjadi contoh betapa besarnya damak bencana LIA.
Di belahan bumi paling utara penumpukan es dan hujan salju di Eslandia memusnahkan kota dan peradaban. Sebanyak 50 persen populasi musnah. Orang-orang Viking di Greenland semuanya tewas. Suhu membeku membuat manusia rentan terserang penyakit seperti pes. Kerusuhan sosial juga terjadi akibat kebuntuan situasi. Perburuan terhadap dukun marak akibat pengambinghitaman atas dasar agama. Pada 1850 suhu baru mulai meningkat sehingga keadaan dapat terselamatkan.
Sumber
- McNab, Chris. 2005. The World's Worst, Historical Disasters: Chronicling the Greatest Catastrophes of All the Time. Rochester: Amber Book
- http://bencanapedia.id/Bencana#Kategorisasi_Bencana