Brigade Siaga Bencana
Jika Anda merasa konten halaman ini masih belum sempurna, Anda dapat berkontribusi untuk menyempurnakan dengan memperbaiki (Edit) atau memperdalam konten naskah ini. Setelah Anda anggap sempurna, silakan hapus koda template {{sempurnakan}}
ini. Atau, Anda dapat mengirimkan perbaikan konten naskah ke bencanapedia@gmail.com..
Terimakasih..
Pengertian
- Brigade Siaga Bencana (BSB) adalah Tim Reaksi Cepat dan sekaligus tim pelaksana penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana;
- BSB adalah unit/tim multidisiplin yang berfungsi untuk mencegah keadaan gawat darurat dan bencana. Tugas tim tersebut meliputi persiapan kesiagaan masyarakat, pencegahan, dan mitigasi atau penjinakan keadaan gawat darurat dan bencana, serta penanganan cepat di bidang kesehatan;
- BSB adalah satuan tugas kesehatan yang terdiri dari petugas medis (dokter dan perawat), paramedis, dan awam khusus yang memberikan pelayanan kesehatan berupa pencegahan, penyiagaan, maupun pertolongan bagi korban bencana.
Latar Belakang
Pembentukan BSB dilatarbelakangi oleh tidak optimalnya kegiatan penanggulangan bencana yang dilakukan Departemen Kesehatan (saat itu). Hal tersebut terjadi karena kegiatan penanggulangan bencana dilakukan oleh unit kerja yang tersedia. Mereka harus membagi waktu dan enerji untuk tugas-tugas lain. Dengan dibentuknya BSB, Pemerintah berharap bahwa unit tersebut akan dapat terkonsentrasi pada kegiatan penanggulangan bencana dan dapat mendukung pelaksanaan penanganan gawat darurat sehari-hari.
Wilayah Kerja
BSB dibagi ke dalam tiga wilayah kerja: Indonesia Barat, Indonesia Tengah, dan Indonesia Timur. Saat peresmian, Pemerintah melantik 150 anggota yang direkrut dari berbagai unit di jajaran Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. Unit khusus tersebut beranggotakan 21 dokter umum, 44 dokter spesialis, 50 paramedis dari Unit Ambulans Gawat Darurat, dan perawat-perawat mahir yang telah dilatih selama dua pekan.
Untuk wilayah Indonesia Barat, brigade tersebut berpusat di Medan, bekerja sama dengan Rumah Sakit Adam Malik. Untuk Indonesia Tengah, unit khusus tersebut berpusat di Jakarta, bekerja sama dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Sedangkan di wilayah Indonesia Timur, unit tersebut berpusat di Makassar, bekerja sama dengan Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo.
BOX
Brigade Siaga Bencana Bantaeng
Salah satu daerah yang aktif membangun sistem pelayanan kesehatan darurat adalah Bantaeng, dengan sub-sektor Persalinan Aman. Inisiator kebijakan tersebut adalah Bupati Nurdin Abdullah. Bupati di wilayah Sulawesi Selatan tersebut bekerja sama dengan tim gabungan dari berbagai instansi antara lain Dinas Kesehatan, Bapedalda, dan Dinas Sosial.
Kemunculan kebijakan tersebut dilatarbelakangi oleh keadaan geografis Bantaeng; daerah dengan wilayah pesisir menghadap Laut Flores dan dataran tinggi di perbukitan sekitar Gunung Lompobattang. Karakter wilayah yang berbukit tersebut menyebabkan warga kesulitan menjangkau akses pelayanan publik; terutama bagi yang berdomisili di pelosok desa, di ketinggian bukit-bukit atau di pesisir pantai yang jauh dari pusat layanan kesehatan dan dokter. Kesulitan akses tersebut berdampak pada keterlambatan pertolongan dan bisa berujung pada kematian.
Di Bantaeng, BSB tidak hanya diterapkan dalam kondisi bencana saja, tetapi kondisi sakit dan musibah juga digolongkan sebagai keadaan darurat. Misal, persalinan, kebakaran, kecelakaan, dan kondisi darurat lain. Sehingga, fungsi BSB masuk dalam isu-isu pelayanan dasar kesehatan masyarakat.
Saat inisiasi pertama, belum ada dukungan pihak legislatif dalam penganggaran. Kebutuhan operasional BSB masih terbatas dalam anggaran operasional Dinas Kesehatan. Pihak Dinas Sosial dan Bapedalda adalah unit Pemerintah yang dilibatkan dalam memulai inisiasi. Seperti ide awal pembentukan layanan darurat, pelayanan tersebut perlu melibatkan banyak elemen unit Pemerintah. Layanan darurat tersebut membawahkan beberapa wilayah kerja dari tiga unit satuan kerja dan di bawah pelayanan darurat terdapat: BSB, Tagana (Taruna Siaga Bencana), SAR, PMI, Orari, dan Damkar (Pemadam Kebakaran).
Dengan demikian, di Bantaeng, BSB hanya menjadi salah satu bagian dari Tim Emergency Services (TES). Dengan banyaknya jumlah wilayah kerja yang dilayani, kinerja TES didukung oleh manajemen Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Bapedalda. Lokasi yang menunjang pelayanan satu atap kemudian disediakan dengan menggusur gedung Dinas Perhubungan.
Pada 2010, layanan tersebut dianggarkan dalam APBD dan diterbitkan juga Surat Keputusan Bupati yang menjadikan unit layanan satu atap TES sebagai Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). Selanjutnya, tim BSB menjalin kerjasama dengan community social organization (CSO) perempuan dengan sasaran kelompok usia produktif, juga dengan Fatayat NU untuk menjalankan dukungan sosialisasi persalinan aman dan promosi kesehatan masyarakat.
Sumber
- http://news.liputan6.com/read/12775/brigade-siaga-bencana-dibentuk
- http://indonesiaberinovasi.com/read/2015/01/74/Brigade-Siaga-Bencana-Layanan-Cepat-Pasien-Selamat
- Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana, Depkes dan WHO, 2011
- http://triyo-rachmadi.blogspot.co.id/2011/09/brigade-siaga-bencana-dan-deteksi-dini.html
- Kep. Menteri Kesehatan No: 1540/MENKES/SK/XII/2002 Tentang Penempatan Tenaga Medis Melalui Masa Bakti dan Cara Lain