Gender Check List
Jika Anda merasa konten halaman ini masih belum sempurna, Anda dapat berkontribusi untuk menyempurnakan dengan memperbaiki (Edit) atau memperdalam konten naskah ini. Setelah Anda anggap sempurna, silakan hapus koda template {{sempurnakan}}
ini. Atau, Anda dapat mengirimkan perbaikan konten naskah ke bencanapedia@gmail.com..
Terimakasih..
Checklist = (daftar Periksa/isian)
Istilah Gender mengacu pada perbedaan sosial antara perempuan dan laki-laki sepanjang siklus hidup yang dipelajari, dan telah berakar dalam pada setiap budaya, dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu dan memiliki banyak perbedaan baik di dalam budaya itu sendiri maupun antar budaya. “Gender” menentukan peran, kekuasaan dan sumber daya bagi perempuan dan laki-laki di berbagai budaya. Secara historis, perhatian terhadap relasi gender telah didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan dan kondisi serta situasi perempuan karena perempuan biasanya lebih tidak diuntungkan daripada laki-laki. Namun komunitas kemanusiaan makin mengakui kebutuhan untuk lebih mengetahui tentang apa yang dihadapi oleh laki-laki dan anak laki-laki dalam situasi krisis.
Kesetaraan gender atau kesetaraan antara perempuan dan laki-laki mengacu pada pelaksanaan hak, barang-barang yang dihargai secara sosial, kesempatan, sumber daya dan penghargaan secara sama antara perempuan dan laki-laki dari berbagai usia dan tanpa memandang orientasi seksual, kesetaraan bukan berarti bahwa perempuan dan laki-laki adalah sama tetapi bahwa pelaksanaan hak, kesempatan dan peluang hidup mereka tidak diatur atau dibatasi oleh apakah dia terlahir sebagai seorang perempuan atau laki-laki. Mengembangkan hak asasi manusia dan memajukan kesetaraan gender harus dilihat sebagai hal pokok bagi kewajiban komunitas kemanusiaan untuk melindungi dan memberikan bantuan bagi masyarakat yang terkena dampat situasi darurat. Analisa gender melihat relasi antara perempuan dan laki-laki. Analisa ini meencermati peran mereka, akses mereka terhadap dan kontrol atas sumber daya serta hambatan yang mereka hadapi satu sama lain. Analisa gender harus diintegrasikan dalam kajian kebutuhan kemanusiaan dan dalam semua kajian sektor atau analisa situasi.
Contents
Mengapa persoalan gender penting dalam situasi krisis
- Perempuan dan laki-laki merespon secara berbeda. Sebagai usaha untuk melawan kekerasan, bertahan hidup dan membantu orang yang menjadi tanggungannya,maka perempuan dan laki-laki akan melakukan tindakan yang berbeda. Hal ini mungkin sudah terlihat dengan jelas, tetapi pengalaman sampai saat ini memperlihatkan bahwa aspek gender dalam krisis seringkali terlewatkan dan tidak nampak pada saat merencanakan intervensi.
- Perubahan peran gender sejalan dengan usia dan waktu. Asumsi seringkali dibuat berdasarkan persepsi stereotip atas peran perempuan dan laki-laki. Laki-laki seringkali dilihat sebagai pelaku kekerasan dan perempuan sebagai korban yang pasif. Namun banyak laki-laki muda yang menjadi korban karena mereka menghadapi paksaan perekrutan ke dalam angkatan bersenjata. Dan dalam beberapa konteks perempuan menjadi penghasut konflik utama dan mungkin melibatkan dirinya sebagai kombatan. Pada situasi krisis laki-laki seringkali memiliki kesulitan besar dalam menghadapi perubahan identitas, kehilangan peran mereka sebagai pencari nafkah.Akibatnya mereka mungkin akan mengekspresikan dalam bentuk peningkatan kekerasan berbasis gender. Di sisi lain, perempuan seringkali dengan sengajadijadikan korban dan diserang secara fisik dan seksual,tetapi mereka berjuang untuk memperoleh kembali martabat mereka dengan mempertahankan peranmereka sebagai pengasuh (care givers) atau mengambil tanggung jawab baru. Perubahan dalam “peran gender”ini dapat menciptakan ketegangan yang signii kan antaraperempuan dan laki-laki pada saat krisis telah reda atau menjalani hidup sehari-hari di posko.
- Perubahan dinamika kekuasaan. Intervensi kemanusiaan yang efektif tidak boleh hanya mempertimbangkan perbedaan kebutuhan dan kapasitas perempuan dan laki-laki. Yang sama pentingnya adalah relasi kekuasaan yang mempengaruhi kemampuan masing-masing dari mereka untuk mengakses bantuan.Seringkali perempuan mengambil peran baru atau mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh laki-laki. Laki-laki tidak akan mampu memainkan peran tradisional mereka sebagai pencari nafkah atau pemberi nafkah. Mereka mungkin akan merasa terhina karena tidak mampu melindungi keluarganya dari gangguan. Pelaku kemanusiaan harus mempertimbangkan masalah ini dalam menyusun intervensi sehingga mereka tidak membahayakan perempuan atau laki-laki atau memperburuk keadaan. Sangatlah penting untuk mengadopsi pendekatan partisipator komunitas yang melibatkan perempuan dan laki-laki untuk sama-sama menangani kesulitan ini dan merumuskan serta mengimplementasikan intervensi untuk mengatasi masalah perubahan yang diperlukan dalam dinamika kekuasaan dengan cara yang dapat diterima secara budaya. Meskipun kita harus menghormati norma budaya dan keyakinan beragama, kita juga harus mengingat bahwa beberapa norma dan keyakinan dapat membahayakan dan bahwa sensitii tas budaya tidak membayangi mandat dan kewajiban hukum yang dimiliki pekerja kemanusiaan terhadap semua anggota masyarakat yang terkena dampak.
- Perempuan dan laki-laki memiliki berbagai masalah berbeda. Dalam menganalisa situasi, pihak yang anda ajak berkonsultasi akan memiliki implikasi tidak hanya tentang apa yang anda dengar dan pahami tetapi juga pilihan-pilihan respon yang anda miliki. Perempuan dan laki-laki seringkali memiliki perhatian yang berbeda dan perspektif serta pengalaman dan solusi yang berbeda atas berbagai masalah. Mereka juga memiliki persepsi dan perhatian yang berbeda mengenai praktek-praktek yang diterima secara budaya. Gambaran yang jelas dan akurat tentang suatu situasi tidak akan diperoleh jika 50% penduduk atau lebih tidak diajak berkonsultasi. Ini dapat berarti bahwa 50% dari informasi dibutuhkan tidak ada.
Pertimbangan tentang gender penting dalam respon kemanusiaan
Dalam situasi hidup dan mati bukankah pertanyaan tentang kesetaraan gender adalah sesuatu yang mewah? Itu yang banyak dipikirkan oleh banyak orang. Tetapi dalam kenyataannya, kesetaraan bukanlah sesuatu yang mewah atau masalah pemberian hak istimewa kepada perempuan dibandingkan laki-laki, atau sebaliknya. Kesetaraan gender adalah tentang jaminan terhadap perlindungan dan bantuan dalam situasi darurat yang direncanakan dan diimplementasikan dengan cara yang memberikan manfaat secara setara baik pada perempuan maupun laki-laki, dengan mempertimbangkan analisa tentang kebutuhan mereka serta kemampuan mereka.
Gender Checklist dalam konteks kebencanaan bertujuan menyediakan panduan praktis bagi para staff lapangan, pembuat program, dan pengambil keputusan yang bekerja untuk tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Tentang ‘apa’ dan ‘bagaimana’ mengintegrasikan gender dalam program. Dokumen Gender Checklist bisa dilihat kembali, disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks lokal. Dokumen ini patut dipakai sebagai alat bantu menilai dan memonitor sejauh mana dimensi gender diintegrasikan di dalam kerja-kerja penanganan bencana
Contoh
Daftar Isian (Checklist) Untuk mengkaji Penyusunan Program Kesetaraan Gender
(Daftar periksa di bawah ini memberikan alat yang berguna untuk mengingatkan aktor tentang isu-isu penting untuk memastikan penyusunan program kesetaraan gender. Selain itu, staf proyek harus mengembangkan indikator konteks tertentu untuk mengukur perkembangan dalam penyusunan program kesetaraan gender.)
ANALISA GENDER
- Semua kajian kebutuhan telah memasukkan masalah gender pada fase pengumpulan informasi dan analisa.
- Perempuan, anak perempuan, anak laki-laki dan laki-laki diajak berkonsultasi (bersama-sama dan secara terpisah) mengenai keprihatinan mereka, resiko perlindungan, pendapat dan solusi terhadap isu-isu penting.
- Ada mekanisme untuk pertukaran informasi secara rutin dengan masyarakat yang terkena dampak krisis dan mekanisme tersebut berfungsi baik
KESEIMBANGAN GENDER
- Perincian jenis kelamin pekerja lokal dan internasional yang bekerja dalam situasi kemanusiaan secara rutin dikumpulkan dan dianalisa.
- Pengawasan atas perincian jenis kelamin untuk orang-orang yang berada dalam posisi pengambil keputusan /posisi senior.
- Tim kajian kebutuhan memiliki jumlah perempuan dan laki-laki yang sama.
DATA TERPILAH JENIS KELAMIN DAN USIA
- Data secara konsisten dikumpulkan dan dianalisa berdasarkan usia dan jenis kelamin.
- Data terpilah jenis kelamin dimasukkan secara rutin dalam laporan dan dampak terhadap penyusunan program dibahas.
Bahan Bacaan :
- Gender Handbook in Humanitarian Action; IASC ( InterAgency Standing Committee), December 2006