Indeks pemulihan pascabencana

From Bencanapedia.ID
Jump to: navigation, search

Jika Anda merasa konten halaman ini masih belum sempurna, Anda dapat berkontribusi untuk menyempurnakan dengan memperbaiki (Edit) atau memperdalam konten naskah ini. Setelah Anda anggap sempurna, silakan hapus koda template {{sempurnakan}} ini. Atau, Anda dapat mengirimkan perbaikan konten naskah ke bencanapedia@gmail.com..

Terimakasih..

Indeks Pemulihan Pascabencana (Post Disaster Recovery Index) atau PDRI adalah penilaian hasil pemulihan yang diukur dari berbagai indikator. Proses penilaian dilakukan dengan metode studi longitudinal untuk melihat sejauh mana pemulihan pascabencana telah terjadi.

Studi Longitudinal merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan populasi secara periodik terhadap indikator-indikator kesejahteraan tertentu seperti kesehatan, pendidikan, dan pendapatan.

Peluncuran Indeks Pemulihan Bencana/Disaster Recovery Index yang pertama di dunia dan dituangkan dalam laporan yang berjudul “Merapi, Pemulihan Penghidupan Warga Pasca Letusan 2010: Laporan Studi Longitudinal” (Surveymeter.org)
Rapat persiapan penyusunan DRI (Surveymeter.org)

PDRI untuk pertama kalinya diterapkan kepada korban letusan Gunung Merapi pada 2010 dan banjir lahar pada 2011, dengan menggunakan 22 variabel. PDRI Merapi merupakan hasil kerjasama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Merapi Recovery Response (MRR)/Disaster Recovery Reduction based Rehabilitation and Reconstruction (DR-4) – United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia, Forum PPRB Daerah Istimewa Yogyakarta, Forum PPRB Jawa Tengah, serta Survey Meter.

Dalam penyusunan PDRI terdapat beberapa langkah, yaitu:

  1. Pemetaan variabel pemulihan yang akan digunakan
  2. Elaborasi metode termasuk perbandingan dengan Human Development Index
  3. Analisis multivarial terhadap indikator-indikator terpilih hingga pembobotan dan agregasinya
  4. Penyajian hasil analisis dalam forum group discussion (FGD) untuk memperoleh umpan balik dari para pembuat kebijakan, akademis, NGO, sebagai masukan dalam penyusunan akhir indeks komposit.

Studi Longitudinal PDRI tersebut melibatkan 1.290 rumah tangga sampel yang tersebar di 43 dusun sampel yang berlokasi di wilayah Magelang (51%), Sleman (26%), Klaten (14%), dan Boyolali (9%). Dusun-dusun yang menjadi sampel DRI tersebut merepresentasikan:

  • Area Terdampak Langsung Letusan (ATLL), yaitu wilayah terlanda awan panas dari letusan Merapi 2010 yang menimbulkan korban jiwa, kerusakan permukiman, prasarana, dan vegetasi.
  • Area Terdampak Letusan (ATL), yaitu wilayah terlanda awan panas dari letusan Merapi 2010 yang tidak menimbulkan korban jiwa, kerusakan permukiman, prasarana, dan vegetasi.
  • Area Terdampak Lahar Hujan (ATLH), yaitu wilayah terlanda banjir lahar yang menimbulkan korban, kerusakan permukiman, prasarana, dan vegetasi

Sebagai pembanding dusun sampel digunakan tiga dusun di desa yang berbeda, yakni dusun yang tidak terdampak letusan Merapi 2010 tetapi memiliki karakteristik sosial ekonomi sama secara nisbi dengan dusun-dusun yang terdampak.

Kronika lahirnya

  • 2010: Gunung Merapi meletus dan mengakibatkan korban meninggal 277 orang berdasar data Pemkab Sleman.
  • 2011: Banjir lahar terjadi dan sebanyak 4.111 jiwa harus mengungsi yang terbagi di 13 titik pengungsian di 4 kecamatan di Kabupaten Magelang.
  • 2011: Pemerintah mengeluarkan Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Erupsi Gunung Merapi melaluli Peraturan Kepala BNPB Nomor 5 tahun 2011.
  • September 2012: Survey Studi Longitudinal Disaster Recovery Index dilaksanakan.
  • 2013: Pemerintah Indonesia mengeluarkan Indeks Pemulihan Bencana/Disaster Recovery Index yang pertama di dunia dan dituangkan dalam laporan yang berjudul "Merapi, Pemulihan Penghidupan Warga Pasca Letusan 2010: Laporan Studi Longitudinal".

Publikasi

Buku laporan Indeks Pemulihan Bencana/Disaster Recovery Index berjudul “Merapi, Pemulihan Penghidupan Warga Pasca Letusan 2010: Laporan Studi Longitudinal”.