Mitigasi Bencana

From Bencanapedia.ID
Jump to: navigation, search

Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Upaya tersebut mencakup perencanaan dan pelaksanaan tindakan-tindakan untuk mengurangi risiko terkait dengan bahaya yang disebabkan oleh manusia dan bahaya alam yang telah diketahui.

Hal-hal penting terkait dengan mitigasi bencana adalah pemahaman terhadap sifat-sifat bahaya yang mungkin akan dihadapi. Kemudian, kajian dan pemetaan yang diperlukan untuk mengidentifikasi serta membuat daftar mengenai bahaya-bahaya, mulai dari yang paling signifikan, di masing-masing wilayah.

Selain untuk menyelamatkan kehidupan dan mengurangi kerugian, mitigasi bencana juga diharapkan dapat mengurangi konsekuensi-konsekuensii yang saling merugikan dari bahaya-bahaya alam terhadap kegiatan ekonomi dan institusi sosial. Untuk hal tersebut dan kelancaran proses mitigasi, diperlukan pemahaman tentang penyebab-penyebab bencana, penyebaran geografis, tingkat keparahan, frekuensi terjadinya bencana, mekanisme kerusakan fisik, elemen dan kegiatan yang paling rentang terhadap kerusakan dan kemungkinan munculnya konsekuensi sosial dan ekonomi yang disebabkan bencana.

Jika sumber-sumber mitigasi terbatas, sumber tersebut harus ditargetkan pada yang paling efektif untuk elemen-elemen yang paling rentan dan mendukung tingkat aktivitas masyarakat yang ada. Penilaian kerentanan merupakan aspek penting dari perencanaan mitigasi yang efektif. Kerentanan secara tidak langsung menyatakan baik kerawanan terhadap kerusakan fisik dan kerusakan ekonomi serta kurangnya sumber daya untuk pemulihan yang cepat.

Untuk mengurangi kerentanan fisik elemen-elemen yang lemah bisa dilindungi atau diperkuat. Untuk mengurangi kerentanan institusi sosial dan aktivitas ekonomi, infrastruktur perlu dimodifikasi atau diperkuat atau pengaturan institusi dimodifikasi.


Strategi Mitigasi Berdasarkan Jenis Bencana

Banjir dan Bahaya-Bahaya Air

Tata guna tanah dan perencanaan lokasi untuk menghindari dataran berpotensi banjir dan rekayasa bangunan di daerah berpotensi banjir untuk menahan kekuatan banjir, serta meninggikan lantai bangunan. Selain itu, perlu juga dibangun infrastruktur tahan rembesan.

Gempa Bumi

Rekayasa bangunan yang mampu menahan getaran, undang-undang pembangunan yang tahan gempa, kepatuhan terhadap persyaratan undang-undang bangunan dan dorongan untuk standar pembangunan yang lebih baik, konstruksi bangunan-bangunan sektor umum menurut standar teknik sipil, memperkuat bangunan-bangunan yang rentan, perencanaan lokasi untuk mengurangi kepadatan penduduk di daerah yang telah diketahui dapat melipatgandakan getaran, asuransi, penetapan zona gempa dan peraturan mengenai tata guna tanah.

Letusan Gunung Berapi

Perencanaan lokasi untuk menghindari kegiatan di lereng-lereng gunung dank anal-kanal aliran lava, rekayasa bangunan yang bisa menahan api dan beban tambahan yang dapat ditimbulkan oleh endapan abu vulkanik.

Instabilitas Tanah

Perencanaan lokasi untuk menghindari wilayah-wilayah yang berbahaya, relokasi, rekayasa bangunan yang bisa menahan atau mengakomodir potensi gerakan tanah, pembangunan pondasi tiang pancang untuk menghadapi potensi pencairan dan pembangunan sarana bawah tanah yang fleksibel.

Angin Kencang

Konstruksi bangunan yang tahan angin, penanaman pohon penangan angin, perencanaan wilayah perhutanan dan atas kota dan penyediaan bangunan umum tahan angin seperti aula desa, untuk tempat perlindungan masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana.

Bahaya-Bahaya Api

Menggunakan materi-materi yang tahan api, membangun penahan-penahan api, penyadapan asap, memasang detektor dan sistem peringatan, perbaikan sistem pemadam kebakaran, dan bantuan emergensi serta perencanaan evakuasi.

Kekeringan dan Disertifikasi

Pembagian air, perlindungan atau penggantian tempat cadangan air yang rusak di dataran tinggi di mana sungai mengalir, pembangunan bendungan, pipa atau terowongan air, perlindungan tanah dan pengurangan tingkat erosi dengan menggunakan bendungan pengontrol, menyeragamkan penanaman, manajemen ternak, pengurangan penebangan kayu, pengenalan pertanian dan pola penanaman yang fleksibel, pengendalian penduduk dan program pelatihan serta pendidikan.

Mitigasi bencana yang efektif

Tiga unsur utama mitigasi bencana yang efektif adalah penilaian bahaya, peringatan dan persiapan.

  1. Penilaian bahaya; diperlukan untuk mengidentifikasi populasi dan aset yang terancam serta tingkat ancaman. Penilaian ini memerlukan pengetahuan tentang karakteristik sumber bencana, kemungkinan bencana serta sejarah bencana. Penilaian ini akan menghaslkan peta potensi bencana yang menjadi dasar bagi unsure-unsur berikutnya.
  2. Peringatan; diperlukan untuk member memperingatkan masyarakat mengenai bencana yang mengancam. Sistem peringatan ini dibuat berdasarkan data bencana dan menggunakan seluruh saluran komunikasi untuk menyebarkan pesan pada masyarakat dan yang berwenang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan dapat dipercaya.
  3. Persiapan; dilakukan berdasarkan dua unsur mitigasi sebelumnya. Tingkat kepedulian dan pemahaman masyarakat serta pemerintah daerah mengenai bencana dan daerahnya akan sangat diperlukan untuk mengurangi dampak bencana. Persiapan yang dilakukan adalah perencanaan tata ruang yang menempatkan lokasi fasilitas umum dan fasilitas sosial di luar zona bahaya bencana, serta usaha-usaha pembangunan struktur yang aman dari bencana.