Topan Laut Jepang 1281

From Bencanapedia.ID
Revision as of 15:41, 1 December 2022 by Ben (talk | contribs)
Jump to: navigation, search

Jika Anda merasa konten halaman ini masih belum sempurna, Anda dapat berkontribusi untuk menyempurnakan dengan memperbaiki (Edit) atau memperdalam konten naskah ini. Setelah Anda anggap sempurna, silakan hapus koda template {{sempurnakan}} ini. Atau, Anda dapat mengirimkan perbaikan konten naskah ke bencanapedia@gmail.com..

Terimakasih..

Lembar Fakta

1274
Raja Mongolia, Kubilai Khan (1215-1294) gagal dalam invasi pertama ke Jepang dikarenakan terpaan badai Topan Laut yang hebat

1281
Tujuh tahun kemudian Kerajaan Mongolia kembali menginvasi Jepang. Kekuatan perang Mongolia tiga kali lipat dari armada sebelumnya. Lebih dari seratus kali lipat jumlah pasukan pada Serangan 1274 dikerahkan. Namun bencana alam Topan Laut kembali berulang. Hampir seluruh kapal perang hancur dan 100.000 pasukan Mongolia tewas. Bencana alam topan tersebut memukul mundur pasukan Mongolia sehingga Jepang bebas dari kekuasaan cucu Jengis Khan tersebut.


Latar Belakang

Beberapa bencana membawa petaka bagi satu pihak, namun tentu saja juga menjadi berkah bagi pihak lain. Salah satu contoh klasik adalah bencana Topan Laut Jepang mengakibatkan kehancuran pada armada kapal Kerajaan Mongolia.

Selama abad ke 13 Kerajaan Mongolia menguasai seluruh daratan China usai yang terakhir menaklukkan Dinasti Sung di China Selatan. Kemenangan perang sepanjang 1250 dan 1279 menjadikan Raja Kubilai Khan mulai melirik wilayah seberang lautan seperti Jepang.

Untuk itu, sejak 1270 Mongolia membangun kapal-kapal perang dan pada 1280 mulai melabuhkan armadanya untuk melaut. Serangan kian dekat, seiring kemarahan Kubilai Khan karena Kerajaan Jepang menolak pakta-pakta perjanjian yang ditawarkan Kerajaan Mongolia.

Serangan pun tak terelakkan. Pada 1274 Mongolia mencoba melakukan serangan besar ke Jepang. Sebanyak 900 kapal dan 33.000 pasukan dikirim kali pertama ke medan perang laut itu. Namun akibat badai yang amat hebat banyak kapal Mongolia hancur dan menewaskan 13.000 pasukan.

Peristiwa

Kubilai Khan marah besar atas kekalahannya. Cucu Jengis Khan itu memulai lagi dari titik nol untuk memyiapkan serangan besar-besaran kembali. Tujuh tahun kemudian pada 1281, Mongolia kembali melancarkan serangan ke Jepang. Kali ini melibatkan sebanyak 4.400 kapal untuk mengangkut 150.000 pasukan dan pelaut dikerahkan.

Armada Mongolia berhasil mendarat di pulau Kyushu, menguasai wilayah Dazaifu. Sejarak 15 kilometer (9 mil) di wilayah selatan kota Fukuoka. Pasukan Mongol tidak menyadari, selain pasukan Kerajaan Jepang jauh lebih maju daripada masa-masa sebelumnya, angin topan dalam skala amat besar bertiup di sepanjang pesisir dan laut menghadang mereka.

Sementara pasukan Mongolia masih berada di lepas pantai dan lautan. Akibatnya, armada Mongolia berusaha menjauh dari garis pantai Jepang yang amat berbahaya karena ombak dan angin yang ganas. Namun respon armada Mongolia nampaknya sudah terlambat.

Dampak

Nyaris seluruh kapal Mongolia tersapu badai dan ombak tinggi. Sebanyak 100.000 pasukan Mongolia tewas akibat serangan salah satu bencana alam terbesar di sepanjang pesisir Jepang tersebut. Jepang selamat dari pendudukan Mongolia.

Untuk mengabadikan peristiwa itu, sejarah Jepang mencatat angin topan laut tersebut sebagai kamikaze atau Angin dari Tuhan (divine wind). Suatu istilah yang kelak direpresentasikan kembali pada peperangan moderen khususnya di medan perang Pasifik. Sebagai tindakan heroik seorang pilot Jepang dalam melakukakn bunuh diri, menabrakkan pesawatnya ke kapal-kapal perang Amerika Serikat yang tengah berlabuh di Pearl Harbour, Midway dan area Perang Dunia II lainnya.

Sumber

McNab, Chris. 2005. The World's Worst, Historical Disasters: Chronicling the Greatest Catastrophes of All the Time. Rochester: Amber Book