Difference between revisions of "Gempa Jogja-Jateng"

From Bencanapedia.ID
Jump to: navigation, search
Line 3: Line 3:
  
 
== Akibat dan Dampak ==
 
== Akibat dan Dampak ==
 +
== Hoax tsunami==
 +
 +
==='''Awas hoax tentang tsunami'''===
 +
 +
Saat terjadi gempa bumi di Bantul pada tanggal 27 Mei 2006 ada yang menarik yang menjadi pembelajaran dalam menghadapi tsunami. Saat itu masyarakat belum begitu paham tentang evakuasi tentang gempa. Yang ada hanya berita tentang gempa bumi dan tsunami yang dahsyat di Aceh.
 +
 +
Setelah merasakan guncangan gempa, rumah tetangga roboh, rumah kami miring, ada berita beretar bahwa ada tsunami datang. Semua warga panik. Gelombang manusia dari arah selatan berlari kea rah utara. Kami satu permukiman pun panik. Tetangga kami ada yang bersiap di lantai atas. Kami bersama tetangga akhirnya memutuskan naik motor kea rah utara. Informasi dari tetangga, sodaranya yang menjadi relawan bencana sedang berjaga di pantai juga menyarankan lebih baik ke daerah utara, atau daerah ketinggian.
 +
Maka kami dititipi anak tetangga 2 orang. Sementara tetangga mengatakan, akan disini saja, menjaga pemukiman.
 +
 +
Sepanjang perjalanan kami bertemu dengan masyarakat yang berbondong-bondong dengan wajah ketakutan ke arah utara. Ada beberapa rombongan menggunakan truk. Truk pertama untuk barang-barang, truk kedua untuk orang. Yang pada akhirnya kami paham ternyata itu adalah para penjarah yang mengambil kesempatan dalam kesempitan.
 +
 +
Di tengah jalan, ada seorang menggunakan jaket polisi, yang mengaku dari Polsek Kretek mengatakan bahwa tidak ada tsunami. Semua berbalik. Ada yang berhenti sebentar, namun lebih banyak yang melanjutkan perjalanan. Untuk meyakinkan, Bapak tersebut meyakinkan masyarakat dengan menunjukkan kartu tanda polisi.
 +
 +
Kami berembug sebentar, tetapi kesimpulannya, lebih aman ke utara karena saran sodara tetangga yang menjadi relawan Tagana tadi. Celakanya telpon tidak berfungsi saat itu sehingga tidak ada update berita.
 +
Kami melaju terus sampai daerah prambanan. Di sana bertemu dengan guru TK anak kami. Saat itu sepertinya belaiu sedang memutuskan untuk balik ke rumah di daerah Prambanan juga. Setelah melihat kami, beliau memberitahu kepada sosdara-sodaranya bahwa kami yang dari daerah selatan, Potorono saja juga melarikan diri. Akhirnya Bu Guru juga ikut melarikan diri.
 +
Sungguh ternyata kehadiran kami malah semakin membuat panik orang di daerah utara. Begitulah seterusnya. Asumsi yang tidak berdasar, pengetahuan yang tidak memadai, informasi yang terputus karena hanya mengandalkan hape membuat kami menjadi salah satu penyebab berkembangnya hoax tentang tsunami.
 +
 +
Kami berhenti karena bensin motor habis dan perlu mengisi di daerah Kalasan. Dari sana kami akhirnya kembali ke rumah, sementara sodara tetangga yang menjadi tetangga tetap belum bisa dihubungi.
 +
Untuk saat ini ada baiknya setiap ke suatu daerah, kita mengidentifikasi jarak dari pantai untuk mengetahui ancaman tsunami di daerah tersebut. Kita perlu ‘kepo’ jalur evakuasi di daerah yang kita datangi sekaligus membuat gambaran sederhana apabila terjadi bencana.
  
  

Revision as of 16:26, 6 November 2021

Kejadian

Akibat dan Dampak

Hoax tsunami

Awas hoax tentang tsunami

Saat terjadi gempa bumi di Bantul pada tanggal 27 Mei 2006 ada yang menarik yang menjadi pembelajaran dalam menghadapi tsunami. Saat itu masyarakat belum begitu paham tentang evakuasi tentang gempa. Yang ada hanya berita tentang gempa bumi dan tsunami yang dahsyat di Aceh.

Setelah merasakan guncangan gempa, rumah tetangga roboh, rumah kami miring, ada berita beretar bahwa ada tsunami datang. Semua warga panik. Gelombang manusia dari arah selatan berlari kea rah utara. Kami satu permukiman pun panik. Tetangga kami ada yang bersiap di lantai atas. Kami bersama tetangga akhirnya memutuskan naik motor kea rah utara. Informasi dari tetangga, sodaranya yang menjadi relawan bencana sedang berjaga di pantai juga menyarankan lebih baik ke daerah utara, atau daerah ketinggian. Maka kami dititipi anak tetangga 2 orang. Sementara tetangga mengatakan, akan disini saja, menjaga pemukiman.

Sepanjang perjalanan kami bertemu dengan masyarakat yang berbondong-bondong dengan wajah ketakutan ke arah utara. Ada beberapa rombongan menggunakan truk. Truk pertama untuk barang-barang, truk kedua untuk orang. Yang pada akhirnya kami paham ternyata itu adalah para penjarah yang mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Di tengah jalan, ada seorang menggunakan jaket polisi, yang mengaku dari Polsek Kretek mengatakan bahwa tidak ada tsunami. Semua berbalik. Ada yang berhenti sebentar, namun lebih banyak yang melanjutkan perjalanan. Untuk meyakinkan, Bapak tersebut meyakinkan masyarakat dengan menunjukkan kartu tanda polisi.

Kami berembug sebentar, tetapi kesimpulannya, lebih aman ke utara karena saran sodara tetangga yang menjadi relawan Tagana tadi. Celakanya telpon tidak berfungsi saat itu sehingga tidak ada update berita. Kami melaju terus sampai daerah prambanan. Di sana bertemu dengan guru TK anak kami. Saat itu sepertinya belaiu sedang memutuskan untuk balik ke rumah di daerah Prambanan juga. Setelah melihat kami, beliau memberitahu kepada sosdara-sodaranya bahwa kami yang dari daerah selatan, Potorono saja juga melarikan diri. Akhirnya Bu Guru juga ikut melarikan diri. Sungguh ternyata kehadiran kami malah semakin membuat panik orang di daerah utara. Begitulah seterusnya. Asumsi yang tidak berdasar, pengetahuan yang tidak memadai, informasi yang terputus karena hanya mengandalkan hape membuat kami menjadi salah satu penyebab berkembangnya hoax tentang tsunami.

Kami berhenti karena bensin motor habis dan perlu mengisi di daerah Kalasan. Dari sana kami akhirnya kembali ke rumah, sementara sodara tetangga yang menjadi tetangga tetap belum bisa dihubungi. Untuk saat ini ada baiknya setiap ke suatu daerah, kita mengidentifikasi jarak dari pantai untuk mengetahui ancaman tsunami di daerah tersebut. Kita perlu ‘kepo’ jalur evakuasi di daerah yang kita datangi sekaligus membuat gambaran sederhana apabila terjadi bencana.


Maaf.. Konten halaman ini masih belum ada. Anda dapat menyempurnakan dengan mengisi (Edit) konten naskah ini. Setelah Anda anggap sempurna, silakan hapus koda template {{kosong}} ini.. Setelah Anda mengisi konten ini, namun jika masih menganggap bahwa konten belum sempurna, maka tambahkan koda template {{sempurnakan}} sebagai pertanda agar dapat lebih disempurnakan oleh penulis/sukarelawan lainnya. Atau, Anda dapat mengirimkan perbaikan atau konten naskah baru ke bencanapedia@gmail.com..

Terimakasih dan salam hangat!!