Konsorsium Pendidikan Bencana

From Bencanapedia.ID
Revision as of 15:58, 11 October 2021 by Ben (talk | contribs)
Jump to: navigation, search

Jika Anda merasa konten halaman ini masih belum sempurna, Anda dapat berkontribusi untuk menyempurnakan dengan memperbaiki (Edit) atau memperdalam konten naskah ini. Setelah Anda anggap sempurna, silakan hapus koda template {{sempurnakan}} ini. Atau, Anda dapat mengirimkan perbaikan konten naskah ke bencanapedia@gmail.com..

Terimakasih..

Konsorsium Pendidikan Bencana Indonesia

LogoKPB.png

Konsorsium Pendidikan Bencana Indonesia (KPB)
Consortium Disaster Education (CDE)

Berdiri
Oktober 2006

Visi
Menurunnya tingkat risiko bencana di Indonesia melalui peningkatan kapasitas masyarakat dan pemangku kepentingan dalam mengelola risiko bencana

Presidium

Yusra Tebe (Plan), Muhammad Ali Yusuf (LPBI NU)
1 Juli 2016-31 Des 2016

Arif Nur Kholis (MDMC), Dear Sinandang (HFI)
1 Jan 2016 – 30 Juni 2016

Iskandar Leman (MPBI), Muhammad Jawad (PKPU)
1 Juli 2015 – 31 Des 2015

Ninil Jannah (Lingkar), Widowati (HFI)
23 Des 2014 - 30 Juni 2015

Sekretariat

Humanitarian Forum Indonesia
Jl. Kyai Haji Wahid Hasyim No.2
Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat 10340
Indonesia

Consortium Disaster Education (CDE) atau Konsorsium Pendidikan Bencana Indonesia (KPB)

Korsorsium Pendidikan Bencana (KPB) beranggotakan gabungan organisasi sosial, lembaga swadaya masyarakat, pemerintah, dan badan-badan PBB. Bertujuan mengembangkan kebijakan-kebijakan dan praktik Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di tingkat nasional atau daerah, secara berkelanjutan melalui pendidikan formal, informal, dan nonformal. Caranya dengan meningkatkan kapasitas, koordinasi, dan sinergi berbagai pihak yang berkomitmen tentang PRB. Cakupan kerjanya di bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia dalam pengurangan risiko bencana. Karena melibatkan banyak anggota, KPB tidak bermaksud menjadi dan bertindak dalam tataran operasional, tetapi lebih berperan dalam kerangka koordinasi dan kerjasamaan antaralembaga.


Sejarah singkat

Didirikan pada Oktober-November 2006 setelah Hari PRB.

Versi profile: Konsorsium Pendidikan Bencana merupakan konsorsium yang dibentuk pada Oktober 2006 sebagai tindak lanjut dari peringatan Hari Pengurangan Resiko Bencana (Internasional) 2006 dengan tema “Pengurangan Resiko Bencana Mulai dari Sekolah”.


Versi KAK KPB Menurut Kerangka Acuan Kerja (KAK) KPB, Hari Pengurangan Resiko Bencana Internasional pada 2006 diperingati melalui beberapa kegiatan. Diantaranya workshop yang diadakan pada 11 Oktober dengan tema “Membangun Ketahanan Sekolah terhadap Bencana” dan road show pertama ke 16 sekolah dasar di Jakarta pada 12 Oktober yang diselenggarakan oleh Masyarakat Peduli Bencana Indonesia (MPBI. Agenda tersebut menggandeng 22 LSM nasional dan internasional, PMI/IFRC, serta Kelompok Kerja Teknis Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengurangan Resiko Bencana (UNTWG-DRR) 1. Melalui kegiatan bersama tersebut, institusi-institusi yang berpartisipasi mulai merasakan manfaat dari adanya kerja sama dan koordinasi lebih kuat yang mulai dibangun bersama dengan penekanan pada modal sosial (‘social capital’) yang dapat dikontribusikan oleh setiap organisasi.

Beberapa rapat tindak lanjut juga menemukan adanya institusi-institusi yang saat ini telah aktif dalam pendidikan bencana di dalam negeri. Dirasakan bersama akan perlunya koordinasi dan sinergi lebih kuat untuk mendukung keberlanjutan program pendidikan bencana di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan bersama tersebut maka KPB dibentuk pada November 2006.


Versi Draft Lema KPB didirikan pada 2006 setelah berbagai kelompok masyarakat memperingati Hari Pengurangan Risiko Bencana (Internasional) pada tahun yang sama. Saat itu, peringatan itu membawa semangat yang dipancangkan dengan tema “Pengurangan Risiko Bencana Mulai dari Sekolah”, yang menyadarkan berbagai pihak betapa pentingnya dibentuk semacam konsorsium yang bergerak di bidang pendidikan bencana yang berjangkauan luas. Keanggotaannya terbuka untuk badan-badan internasional, nasional, dan daerah. Badan-badan yang terlibat di dalamnya ada yang bergerak internasional, nasional, dan daerah. Sampai sekarang, konsorsium tersebut didukung tidak kurang dari 52-an lembaga, yang kebanyakan semua bergerak di bidang pendidikan dan kebencanaan.

Melihat keanggotaan dan tujuannya, konsorsium tersebut mendefinisikan dirinya tidak berseberangan dengan pemerintah, tetapi juga bukan menjadi alat dari pemerintah. Dalam bentuk konsorsium itulah, KPB berusaha menjalankan fungsi koordinasi antar anggota dan pihak lain, mendukung upaya pendidikan kebencanaan yang dilakukan Pemerintah beserta institusi-institusi lainnya yang relevan; serta menyediakan forum bagi anggota untuk saling bersinergi, meningkatkan mutu sumber daya serta mutu metode dan pendidikan kebencanaan.

Pengorganisasiannya dipimpin oleh presidium yang pada 2010-1011, di antaranya dipegang Vanda Lengkong (dari PLAN). Berbagai jaringan lembaga dan badan-badan sosial yang tergabung di dalamnya, yang lintas agama, suku, negara, dan politik, memungkinkan para anggotanya saling melengkapi. Yang dilakukan adalah melakukan pendokumentasian materi belajar mengajar, belajar bersama, dan pertukaran informasi/data tentang kebencanaan. Untuk memperkuat jaringan dan cara kerja itu, KPB memliki “focal points” untuk Pemerintah, Palang Merah Indonesia, LSM, dan badan-badan PBB. Pola ini dippilih, mengingat beragam dan banyaknya lembaga yang terlibat, sehingga KPB tidak bertindak sebagai lembaga pelaksana operasional, tetapi lebih membangun dan memperkuat fungsi koordinasi antaranggota.

Contoh dari apa yang dilakukan KPB bisa dilihat pada tahun 2010, yaitu: pertama, melakukan advokasi, ketika pemerintah lewat Mentri Pendidikan mengeluarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional No. 70a/MPN/Se/2010 mengenai Pengarusutamaan PRB di Sekolah. KPB terus melakukan kajian dan kemudian menjadikannya sebagai salah satu dasar dikembangkannya Sekolah Siaga Bencana (SSB) di kalangan anggota KPB. Sebelum itu bahkan KPB telah membentuk Gugus Tugas SSB yang telah bekerja sejak 17 Desember 2009. Kedua, KPB terlibat dalam kampanye Satu Juta Sekolah dan Rumah Sakit Aman yang diadakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Platform Nasional (Planas) PRB sebagai kontribusi Indonesia dalam kampanye PRB di tingkat global yang diinisiasi oleh International Strategy for Disaster Reduction (ISDR).


Visi Misi dan Tujuan

Tujuan

Konsorsium Pendidikan Bencana dibentuk untuk meningkatkan koordinasi antar anggota yang telah aktif serta mereka yang tertarik untuk bekerja sama dalam pendidikan bencana.

KPB bertujuan untuk membangun kerja sama antar pemangku kepentingan dalam hal praktik-praktik terbaik dan pelajaran yang didapat dari pendidikan bencana berbasiskan sekolah serta menjamin terciptanya mekanisme koordinasi yang dibangun untuk mencapai integrasi sistem pendidikan Indonesia dalam pendidikan bencana.

Visi

Menurunnya tingkat risiko bencana di Indonesia melalui peningkatan kapasitas masyarakat dan pemangku kepentingan dalam mengelola risiko bencana

Misi

Mendukung pengembangan kebijakan dan praktik pendidikan PRB di tingkat daerah, nasional dan internasional yang berkelanjutan baik formal, non formal, maupun informal melalui peningkatan kapasitas, koordinasi, dan sinergi antar pihak yang berkomitmen dalam pendidikan pengurangan risiko bencana.


Kegiatan yang dilakukan

Beberapa kegiatan bersama KPB antara lain adalah:

  1. Pelatihan FLRT (Front Line Responder Training) dalam 2 kali batch
  2. Sosialisasi Pendidikan Pengurangan Resiko Bencana dalam Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Jakarta (Car Free Day)
  3. Pedoman Pesan/Saran Keselamatan terhadap Gempa
  4. Penyusunan Modul 3 Pilar Sekolah Aman Komprehensif
  5. Penyusunan Panduan Fasilitasi Sekolah Aman
  6. Pembuatan Roadmap Sekolah Aman
  7. Konferensi Nasional Sekolah/Madrasah Aman

Box I

Lokakarya Evaluasi KPB 2010.

Lokakarya evaluasi KPB dilakukan pada tahun 2010, yaitu tepat pada tahun ketika Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Surat Edaran No. 70a/MPB/SE/2010 mengenai pengarusutamaan PRB di sekolah. Lokakarya dilatarbelakangi oleh banyaknya bencana dan potensi bencana di wilayah Indonesia. Lokakarya mengambil tema “Evaluasi KPB 2010 dan Perencanaan KPB 2011”, yang dilaksanakan pada tanggal 28-29 Oktober 2010 di Hotel Aston Tropicana, Bandung, Jawa Barat. Acara ini diikuti oleh 33 orang yang merupakan perwakilan dari anggota-anggota KPB dari seluruh Indonesia. Di antara keputusannya yang penting adalah ikut memperkuat kampanye satu juta sekolah dan rumah sakit aman yang dilakukan BNPB.

Keanggotaan

KPB beranggotakan lembaga-lembaga.

Konsorsium Penddikan Bencana berunsurkan:

  • Komite Pengarah
    Komite Pengarah Konsorsium Pendidikan Bencana berfungsi untuk memberikan arahan dan masukan serta memantau dan memonitor kegiatan Konsorsium agar sesuai dengan peta rencana kerja yang disepakati bersama. Komite Pengarah terbentuk pada workshop yang diadakan oleh Konsorsium Pendidikan Bencana tanggal 10 Oktober 2007 dalam rangka memperingati Hari Pengurangan Risiko Bencana dan terdiri dari LIPI, PMI, MPBI, CBDRM NU, Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC), SC-DRR, World Vision International, UNESCO, dan UN OCHA.
  • Anggota
    Konsorsium beranggotakan institusi yang bergerak di bidang pendidikan bencana atau pun institusi yang tertarik ikut serta dalam pendidikan bencana. Institusi-institusi tersebut diwakili oleh officer teknis atau pun mereka yang ditunjuk mewakili institusi mereka. Konsorsium mengadakan rapat sewaktu-waktu jika diperlukan di tempat yang disepakati bersama bergilir di antara anggota.
  • Organisasi aktif dalam kegiatan Konsorsium Pendidikan Bencana
  • Individu-individu yang tertarik dan/atau berkarya dalam pendidikan bencana

Anggota Konsorsium sampai dengan tanggal 15 Juni 2008 adalah 1. Action Contre la Faim (ACF) 2. ASB (Arbeiter-Samariter-Bund Deutschland e.V.) 3. ASEAN Secretariat 4. CORDAID Simeuleu 5. Church World Service (CWS) 6. Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) 7. German Red Cross 8. Indonesian Institute for Disaser Preparedness (IIDP) 9. Institut Teknologi Bandung-Pusat Mitigasi Bencana (ITB – PMB) 10. Islamic Relief Indonesia 11. Kelompok Kerja Sosial (KKS) Melati 12. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 13. Management of Georisks Nanggroe Aceh Darussalam (ManGeoNAD) 14. Masyarakat Peduli Bencana Indonesia (MPBI) 15. Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) 16. CBDRM Nahdlatul Ulama (NU) 17. Palang Merah Indonesia (PMI) 18. Perkumpulan Lingkar 19. Perkumpulan Kerlip 20. Perkumpulan Masyarakat Peduli Bencana (PMPB) NTT 21. Plan International 22. Prakarsa Bagi Masyarakat Mandiri (PRIMARI) Papua 23. SOKOLA – Alternative Education Group 24. United Nations Development Programme (UNDP) – Safer Community through Disaster Risk Reduction (SC-DRR) 25. United Nations Education and Culture Organization (UNESCO) 26. United Nations Population Fund (UNFPA) 27. United Nations Office for Coordination of Humanitarian Affairs (UN OCHA) 28. World Health Organization (WHO) 29. Yayasan Lendola 30. Yayasan Paras 31. Yayasan Pusaka Indonesia 32. Yayasan Tanggul Bencana Indonesia (YTBI) 33. World Vision International (WVI)

Anggota KPB

Sumber: http://pendidikanbencana.net

  1. Arbeiter Samariter Bund (ASB)
  2. Disaster Management Centre Dompet Dhuafa (DMC DD)
  3. Disaster Management Institute of Indonesia / Yayasan Aksi Cepat Tanggap (DMII-ACT),
  4. Federasi Guru Independen Indonesia (FGII)
  5. Humanitarian Forum Indonesia (HFI)
  6. Yayasan IDEP Selaras Alam
  7. KARINA-KWI (Caritas Indonesia)
  8. Perkumpulan Kerlip
  9. Komunitas Siaga Tsunami (Kogami)
  10. Perkumpulan KOMPAK (Konsorsium Masyarakat Papua untuk Kemanusiaan)
  11. KYPA,
  12. Perkumpulan Lingkar
  13. Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU)
  14. Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI)
  15. Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC)
  16. Muslim Aid (MAI)
  17. Pendidikan Geografi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta
  18. PKPU
  19. Perkumpulan Masyarakat Penanganan Bencana (PMPB)
  20. Plan International-Indonesia
  21. Pusat Krisis Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (Puskris UI),
  22. Rumah Zakat (RZ)
  23. Save the Children-Yayasan Sayangi Tunas Cilik
  24. SafeKids Indonesia (SKI),
  25. PT. Trakindo Utama (Trakindo),
  26. Tsunami & Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala
  27. UNESCO
  28. Wahana Visi Indonesia (WVI)
  29. Yayasan Pusaka Indonesia
  30. Yakkum Emergency Unit (YEU)
  31. Yayasan Kausa Resiliensi Indonesia (YKRI)
  32. Yayasan Lestari Indonesia (YLI)
  33. Yayasan Tanggul Bencana Indonesia (YTBI)

BOX II

Sumber: Press Release KPB, 26 Mei 2011

Mereka yang tergabung dalam KPB 1. Action Contre la Faim (ACF) 2. Arbeiter-Samariter-Bund Deutschland e.V.(ASB) 3. ASEAN Secretariat 4. Association for Community Trainers & Facilitators (ACTORS) 5. Church World Service (CWS) 6. Lembaga Studi dan Advokasi Ehao (Lembaga Ehao) 7. Federasi Guru Independen Indonesia (Indonesian Independent Teachers Federation or FGII) 8. Forum Peduli Tano Niha (FORNIHA) 9. German Red Cross 10. Hope World Wide Indonesia 11. Humanitarian Forum Indonesia 12. IDEP Foundation/Yayasan IDEP 13. Indonesian Institute for Disaster Preparedness (IIDP) 14. International Organization of Migration (IOM) Yogyakarta) 15. Institut Teknologi Bandung (ITB) – PMB 16. Islamic Relief Indonesia 17. Jesuit Refugee Service Indonesia (JRS) 18. Jesuit Refugee Service (NAD) 19. Karina KWI (Caritas Indonesia) 20. Kelompok Kerja Sosial (KKS)  Melati 21. Komunitas Siaga Tsunami (KOGAMI) 22. Konsorsium Masyarakat Papua untuk Kemanusiaan (KOMPAK) 23. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 24. Management of Georisks Nanggroe Aceh Darussalam (ManGeoNAD) 25. Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) 26. Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) 27. CBDRM Nahdlatul Ulama (NU) 28. Norwegian Red Cross 29. Nurani Dunia 30. Perkumpulan Lingkar 31. Perkumpulan Kerlip  32. PKPU 33. Plan International 34. Palang Merah Indonesia (PMI) 35. Palang Merah Indonesia Tangerang Selatan 36. Perkumpulan Masyarakat Peduli Bencana (PMPB) NTT 37. Perkumpulan Sahabat Nurani (PESAN) 38. Prakarsa Bagi Masyarakat Mandiri (PRIMARI) Papua 39. School of Universe 40. Serikat Profesi Pekerja Pendidik dan Tenaga Pendidikan (SP3TK) 41. SOKOLA – Alternative Education Group 42. Surfaid International 43. Taruna Siaga Bencana (TAGANA) 44. Tsunami and Disaster Mitigation Research Center-UNSYIAH (TDMRC-UNSYIAH), 45. UNDP 46. UNDP Aceh Nias – DRR Unit 47. Safer Community through Disaster Risk Reduction (SC-DRR) 48. UNESCO 49. UNFPA  50. UN OCHA  51. WHO 52. World Vision Indonesia (WVI) 53. Yayasan Lendola 54. Yayasan Paras 55. Yayasan Peningkatan & Pengembangan Sumberdaya Ummat (YP2SU) 56. Yayasan Pusaka Indonesia 57. Yayasan Tanggul Bencana Indonesia (YTBI) 58. MercyCorps

Sumber: Press Release KPB, 26 Mei 2011. https://bocahbancar.wordpress.com/2011/05/29/sosialisasi-konsep-sekolah-siaga-bencana-ssb-oleh-kpbi/8111663439/

Presidiun

  • Yusra Tebe (Plan), Muhammad Ali Yusuf (LPBI NU) - (1 Juli 2016 - 31 Des 2016)
  • Arif Nur Kholis (MDMC), Dear Sinandang (HFI) - (1 Jan 2016 - 30 Juni 2016)
  • Iskandar Leman (MPBI), Muhammad Jawad (PKPU) - (1 Juli 2015 - 31 Des 2015)
  • Ninil Jannah (Perkumpulan Lingkar), Widowati (HFI) - (23 Des 2014 - 30 Juni 2015)

Sumber