Mercy Corps
Jika Anda merasa konten halaman ini masih belum sempurna, Anda dapat berkontribusi untuk menyempurnakan dengan memperbaiki (Edit) atau memperdalam konten naskah ini. Setelah Anda anggap sempurna, silakan hapus koda template {{sempurnakan}} ini. Atau, Anda dapat mengirimkan perbaikan konten naskah ke bencanapedia@gmail.com.. 
Terimakasih..
Mercy Corps International
Kantor Pusat
Portland, Oregon, Amerika Serikat
Mercy Corps Indonesia 
Executive Director
Ade Soekadis 
YMCI, AD Premier Lt.3 Jl. TB. Simatupang No.5, Ragunan Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Direktur Keuangan dan Operasi
Indra Kusuma 
P/@: +62-21-22708939; adminmci@id.mercycorps.org
Contents
MCI
Deskripsi
Mercy Corps International (MCI) beroperasi di lebih dari 40+ negara di seluruh dunia. Lebih dari 5.400+ anggota tim bekerja berdampingan dengan orang-orang yang hidup dalam kemiskinan, bencana, konflik kekerasan, dan dampak kritis perubahan iklim. MCI berkomitmen untuk menciptakan perubahan global melalui dampak lokal, dengan personil 84% anggota tim berasal dari negara tempat mereka bekerja.
MCI membawa pendekatan dalam menangani masalah dari berbagai sudut (system lens). MCI melampaui bantuan darurat, bermitra dengan pemerintah daerah, perusahaan, wirausahawan sosial, dan orang-orang yang tinggal di komunitas yang rapuh untuk mengembangkan solusi yang memungkinkan perubahan yang langgeng.
Program Kerja
MCI bertindak sebagai penghubung, kolaborator, katalis, dan advokat untuk perubahan. Selama 40 tahun di lebih dari 40 negara, MCI membantu masyarakat menempa jalan baru menuju kemakmuran dalam menghadapi bencana, kemiskinan, dan dampak perubahan iklim. Di setiap komunitas, MCI menghubungkan orang-orang dengan sumber daya dan peluang yang mereka butuhkan untuk membangun mata pencaharian yang kuat dan stabil agar dapat bertahan dari tantangan di masa depan, dalam area kerja:
- Pertanian;
- Pendampingan Dana dan Voucher
- Iklim, Lingkungan, dan Enerji
- Penanganan Covid-19
- Penanganan Kedaruratan
- Inklusi Keuangan
- Ketahanan Pangan dan Gizi
- Kesetaraan Gender
- Pemerintahan
- Pengembangan Pasar
- Perdamaian dan Konflik
- Kebijakan dan Advokasi
- Ketahanan
- Teknologi
- Pembinaan Usaha
- Air, Sanitasi, dan Kebersihan
- Pendampingan Kaum Muda
Misi
Didirikan untuk mengurangi penderitaan, kemiskinan, dan penindasan dengan membantu orang lain membangun komunitas yang aman, produktif, dan adil.
Nilai-Nilai
- Percaya kepada nilai instrinsik dan martabat manusia;
- Mengagumi ketahanan manusia, dan kemampuan manusia untuk berjuang, tidak hanya sekadar hidup;
- Nilai spiritual dan kemanusian mendorong untuk bertindak;
- Setiap orang punya hak untuk hidup dalam komunitas yang damai dan berpartisipasi penuh dalam keputusan-keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka.
- Imajinasi dan enerji manusia dapat menginspirasi solusi-solusi inovatif bagi setiap masalah, betapapun sulitnya.
- Tugas kami adalah menjadi pelayan efektif bagi sumber-sumber daya keuangan yang dipercayakan kepada kami.
YMCI
Deskripsi
Afiliasi dari organisasi Mercy Corps global (MCI). Beroperasi di Indonesia sejak 1999 dan dikukuhkan dengan pendirian Yayasan Mercy Corps Indonesia (YMCI) sebagai yayasan lokal pada 2012. YMCI bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam membangun komunitas yang sehat, produktif, dan tangguh. Wilayah operasi di 10 provinsi saat ini, tim ahli YMCI mengimplementasikan tiga program utama yakni: pengembangan ekonomi dan pasar, pengurangan risiko bencana, dan adaptasi perubahan iklim.
Pendekatan
YMCI menganalisa dan mengidentifikasi tantangan pembangunan dengan menggunakan pendekatan dari berbagai sisi (system lens) serta mengaplikasikan pendekatan pengembangan pasar (market system development) dan membangun ketangguhan (resilience building) untuk mencapai dampak yang berkelanjutan. YMCI mengambil peranan sebagai fasilitator dan mempertemukan berbagai aktor yang relevan untuk mendorong perubahan. YMCI menekankan pada kemitraan strategis dengan sektor swasta, pemerintah, masyarakat, dan lembaga penelitian; bekerja sama dengan masyarakat untuk memahami tantangan yang mereka hadapi dan bekerja bersama mereka dalam mencari solusinya. YMCI terus berupaya mengembangkan model-model inovatif berbasis teknologi untuk pembangunan dan pengurangan kemiskinan yang dapat direplikasikan dalam skala besar.
Fokus
Tanggap Darurat Bencana
YMCI memiliki tim khusus tanggap darurat bencana yaitu Indonesia Response Team (IRT). IRT dibentuk pada 2007 yang terdiri dari 30 anggota dari seluruh Indonesia yang terlatih untuk dengan cepat memberikan bantuan awal (bulan pertama pasca bencana terjadi) kepada penyintas selama masa tanggap darurat, seperti distribusi hygiene kit dan shelter kit. Setelah bantuan awal, bantuan selanjutnya di masa tanggap darurat difokuskan pada perbaikan akses ke air bersih, fasilitas sanitasi, dan penyadartahuan terhadap sanitasi total berbasis masyarakat. Selain itu bantuan non-tunai (BNT) juga digunakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat sesuai dengan kebutuhan tiap keluarga. Dalam tahap pemulihan, YMCI juga membantu penyintas membangun kembali dengan menggabungkan strategi untuk peningkatan ketangguhan bencana dengan pemulihan mata pencaharian. YMCI merupakan anggota aktif dari Emergency Capacity Building (ECB), kelompok LSM kemanusiaan yang berlatih bersama untuk membangun keterampilan tanggap bencana dan mengkoordinasikan kegiatan untuk memaksimalkan dampak dan efisiensi tanggap darurat bencana.
Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana
Indonesia sering menghadapi tanah longsor, banjir, letusan gunung berapi dan gempa bumi yang bahkan diikuti tsunami. Dampak perubahan iklim seperti fenomena cuaca ekstrem dan kenaikan permukaan laut merupakan ancaman besar untuk sebuah negara yang sebagian besar dihuni sepanjang garis pantai. Penghuni kawasan kumuh perkotaan dan penduduk yang tinggal di wilayah pesisir juga sangat rentan karena banyak keluarga dalam keadaan tidak aman untuk bertahan hidup, serta terbatas akses terhadap layanan dan dana untuk pemulihan.
YMCI  membantu mengurangi dampak dari bencana melalui program-program inovatif dengan melibatkan masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta untuk mengidentifikasi daerah berisiko dan berlatih respon bencana. ketika bencana terjadi. Program adaptasi perubahan iklim bertujuan untuk mengkatalisis perhatian, pendanaan, serta tindakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat sendiri untuk membangun ketahanan masyarakat miskin dan rentan. Dalam upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di tingkat kelembagaan nasional, YMCI berkoordinasi erat dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tujuannya adalah untuk merancang intervensi PRB dan alat-alat yang dapat dengan mudah diadopsi dan ditingkatkan oleh BNPB sekaligus membangun kapasitas anggota BNPB. Di tingkat tapak, Mercy Corps Indonesia berkerjasama dengan berbagai mitra LSM lokal untuk menerapkan PRB berbasis masyarakat.
Pemberdayaan Ekonomi
YMCI berupaya menciptakan solusi yang kreatif, berdasarkan pasar yang meningkatkan pemberdayaan ekonomi bagi petani kecil, wirausaha mikro, dan masyarakat miskin. Dengan mengimplementasikan program-program yang terfokus pada solusi usaha mikro, pelatihan, dan bimbingan wirausaha, serta penguatan akses ke sistem keuangan dan layanan lainnya, YMCI membantu menciptakan sistem pasar yang efektif dan berfungsi mengurangi kemiskinan. Dalam program pemberdayaan petani kecil, dengan pendekatan pengembangan rantai nilai, YMCI membantu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani pasar melalui bundled services platform berbasis teknologi yang menyediakan layanan terpadu untuk akses pemasok benih, obat dan pupuk, informasi praktek pertanian yang baik, akses ke layanan keuangan dan asuransi, informasi cuaca, dan akses ke pasar. Dalam pemberdayaan wirausaha perempuan dan pemuda/pemudi, YMCI bersama mitra pemerintah daerah, lembaga keuangan, dan penyedia layanan kewirausahaan melakukan peningkatan keterampilan bisnis dan literasi keuangan melalui berbagai media, antara lain pelatihan dan pendampingan secara langsung, serta platform online mentoring.
Sumber
- https://www.mercycorps.org
- http://www.mercycorps.or.id
- Mercy Corps, Annual Report, 2005

