Tsunami Pulau Babi

From Bencanapedia.ID
Jump to: navigation, search

Jika Anda merasa konten halaman ini masih belum sempurna, Anda dapat berkontribusi untuk menyempurnakan dengan memperbaiki (Edit) atau memperdalam konten naskah ini. Setelah Anda anggap sempurna, silakan hapus koda template {{sempurnakan}} ini. Atau, Anda dapat mengirimkan perbaikan konten naskah ke bencanapedia@gmail.com..

Terimakasih..

Keterjadian

Pulau Babi merupakan pulau kecil di wilayah Kabupaten Sikka yang berada di utara Flores dengan jarak 5 km. Tahun 1992, terjadi tsunami di pulau berdiameter sekitar 2,5 km ini. Peristiwa di hari Sabtu, 12 Desember 1992, ini dikenal dengan "Peristiwa Tsunami Pulau Babi".

Tsunami Pulau Babi terjadi sekitar pukul 13.29 WITA. Tsunami diawali oleh gempabumi berkekuatan 7,8 skala Richter yang berpusat di kedalaman laut, 35 km arah barat laut Kota Maumere yang memicu terjadi longsor bawah laut. Kombinasi gempa dan longsor itu memicu terjadi tsunami dengan ketinggaian hingga lebih dari 25 meter dan melanda 300 meter ke daratan.

Tsunami Pulau Babi ditandai dengan sesaat setelah gempa mengguncang, air laut surut hingga 100 meter dari bibir pantai. Dan 10 (sepuluh) menit setelahnya, tsunami datang.

Publikasi Yoshinobu Tsuji dan tim berjudul "Damage to Coastal Villages Due to the 1992 Flores Island Earthquake Tsunami", menyebutkan bahwa ketinggian tsunami beragam. Di Kampung Wuring, Flores, tinggi gelombang mencapai 3,2 meter. Seluruh Kampung Wuring, yang hanya 2 meter di atas permukaan laut itu, tenggelam. Di Desa Riangkroko, di sisi timur Pulau Flores, tinggi gelombang 26,2 meter. Tingginya gelombang di Riangkroko itu akibat gempa memicu longsor di Teluk Hading, yang melipatgandakan kekuatan tsunami[1].

Akibat dan dampak

Kerusakan terparah dialami Kota Maumere dan Pulau Babi di mana diperkirakan 2500 orang tewas. Dari jumlah tersebut, 263 orang penduduk Pulau Babi tewas atau seperempat penduduk Pulau Babi yang saat itu berjumlah sekitar 1.000 orang. Dan saat ini

Penanganan darurat

3 hari pertama, warga Pulau Babi yang selamat harus berjuang sendiri. Bantuan Pemerintah Kabupaten Sikka dan TNI baru tiba di pulau itu 3 hari kemudian. Saat itu pula, semua warga selamat langsung diungsikan ke Desa Nebe dan Nangahale. [2]

Pascabencana

Penduduk Pulau Babi ditempatkan di tanah milik Keuskupan Agung Ende. Tanah seluas 10 hektar tersebut kemudian dihibahkan kepada pemerintah untuk dibangun sebagai permukiman baru bagi penduduk Pulau Babi. Tahun 1993, Tien Suharto, istri Presiden RI saat itu, meresmikan permukiman baru untuk penduduk Pulau Babi.

Hingga saat ini, Pulau Babi dikosongkan. Peristiwa mencekam tersebut mengakibatkan trauma mendalam sehingga tidak ada penduduk yang kembali bermukim di Pulau Babi. Hanya ada beberapa gubuk untuk singgah warga yang berkebun atau mengurus ternak.

Catatan kaki

  1. National Geographic Indonesia. https://nationalgeographic.grid.id/read/13295586/flores-dilanda-tsunami-mematikan-22-tahun-silam
  2. Kompas. https://regional.kompas.com/read/2012/06/24/08555592/Pulau.Babi.yang.Ditinggalkan