Tsunami Selat Sunda

From Bencanapedia.ID
Revision as of 01:16, 7 November 2021 by Webmaster (talk | contribs)
Jump to: navigation, search

Tsunami Selat Sunda terjadi pada 22 Desember 2018. Berdasarkan pengamatan BMKG tsunami tidak dipicu oleh gempabumi tektonik. Tsunami Selat Sunda melanda pesisir pantai Banten dan Lampung pada Sabtu malam.

Badan Geologi Kementerian Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mendeteksi adanya aktivitas erupsi gunung Anak Krakatau Lampung dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 400 m di atas puncak dan 738 m di atas permukaan laut, saat gunung anak krakatau berada pada status level II (waspada).

Tsunami Selat Sunda Dipicu Longsor Tubuh Gunung Api Anak Krakatau

Berdasarkan keterangan Badan geologi dan PVMBG pada pukul 20:56 wib terjadi erupsi gunung Anak Krakatau yang memicu longsor lereng gunung Anak Krakatau seluas 64 hektare.

Pada pukul 21:03 wib tercatat di sensor seismograph BMKG di Cigeulis Pandeglang (CGJ) dan beberapa sensor di wilayah Banten serta Lampung. Namun sistem prosesing otomatis gempa BMKG tidak memproses secara otomatis karena sinyal getaran yang tercat bukan merupakan sinyal gempa bumi tektonik.

Pada Minggu, 23 Desember 2012 pukul 14.00 wib, BMKG memastikan bahwa pusat getaran ada di gunung Anak Krakatau pada 115,46 BT - 6.10 LS, di kedalaman 1 km, getaran tersebut berkekuatan M 3,4.

Deteksi Awal Kejadian Tsunami Selat Sunda

Tsunami selat sunda dideteksi pertama akibat kepanikan masyarakat karena terjadinya air laut pasang yang tidak normal, selanjutnya dilakukan 'Checking Marigram Tide Gauge' Badan Informasi Geospasial (BIG) oleh BMKG.

Hasil pengecekan tersebut menunjukkan, perubahan muka air laut di beberapa wilayah seperti Pantai Jambu, Bulakan, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang: tercatat pukul 21.27 wib ketinggian air mencapai 0,9 m, di pelabuhan Ciwandan, Kecamatan Ciwandan: tercatat pukul 21.34 wib dengan ketinggian 0,35 m, di Kota Agung Kecamatan Kota Agung, Lampung tercatat pukul 21.35 wib dengan ketinggian 0,36 m, dan di Pelabuhan Panjang, kecamatan Kota Bandar Lampung: tercatat pukul 21.53 wib dengan ketinggian 0,28 m.

Dampak Tsunami Selat Sunda

Berdasarkan update informasi BNPB pada 14 Januari 2019, keterpaparan tsunami selat sunda meliputi Kabupaten Pasawaran dan Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Tsunami selat sunda mengakibatkan 437 korban meninggal dunia, 10 orang hilang, 31.943 jiwa mengalami luka-luka, dan 16.198 penduduk yang mengungsi. Korban tsunami di Kabupaten Pesawaran berjumlah 1 orang meninggal dan 23 orang luka-luka. Di Kabupaten Lampung Selatan korban meninggal dunia mencapai 118 orang, 11.810 orang luka-luka, 7 orang hilang, dan 6.999 penduduk mengungsi. Di Kabupaten Serang tercatat 21 orang meninggal dunia, 3.306 orang luka-luka, dan 1.227 penduduk mengungsi. Sedangkan di kabupaten Pandeglang 296 orang meninggal dunia, 16.712 orang luka-luka, 3 orang hilang, dan 7.972 penduduk mengungsi.

Sumber

https://bnpb.go.id/berita/tsunami-selat-sunda

https://www.bmkg.go.id/berita/?p=bmkg-ungkap-kronologi-tsunami-selat-sunda&tag=berita-utama&lang=ID